Renungan 'ulang tahun' Hari Kelahiran

Satu hari yang hampir pasti diistimewakan seluruh manusia adalah hari kelahirannya. Perayaan pesta ulang tahun digelar dari yang sederhana sampai yang mewah, semua berbahagia.

Hari ini adalah hari kelahiran saya dalam perhitungan tahun masehi. Tidak ada yang spesial dari tahun ke tahun, hanya saja tahun ini ada satu renungan yang membuat saya ingin membagikannya kepada pembaca blog ini.


Hari 'ulang tahun' kelahiran identik dengan suka cita, kue ulang tahun, tiup lilin dan ritual perayaan lainnya. Tapi ada yang berbeda ketika saya melihat dari sisi lain kehidupan yaitu saat kesusahpayahan mama saat melahirkan, betapa berat perjuangannya untuk mewujudkan impian memiliki anak dari mulai mengandung sampai bertaruh nyawa saat melahirkan. 

Dari sana saya melihat apanya yang perlu dirayakan dalam ulang tahun ? Harusnya kita mengingat kesusahanpayahannya dengan merenung sudah sampai mana bakti kita sebagai anak yang terlahir bukan malah nyanyi, potong kue, tiup lilin dll. Ada lagi yang aneh, yang ngelahirin siapa, ngerayaiinnya sama siapa. Rasanya aneh ritual itu, coba saja jawab apa maknanya. Nyanyi, tepuk tangan, tiup lilin. Justru itu bhukankah kita malah merayakan kematian dan kegelapan. Kita berdoa mengharap umur panjang tapi lilin kita tiup sampai mati, kita berdoa dan berharap menjadi manusia yang lebih baik, dewasa, sukses, murah rezeki tapi kegelapan dari lilin yang sudah mati kita tepuk tangani.

Hari Ulang tahun adalah moment dimana kita mengevaluasi sudah sekian tahun kita hidup didunia ini, lebih banyak mana antara kebaikan atau keburukan yang kita tebar.

Selayaknya hari kelahiran adalah hari dimana bakti kita kepada orang tua ditingkatkan dan hari perenungan sudah sampai dimana syukur kita kepada Allah kita jalankan.

Renungan 'ulang tahun' Hari Kelahiran Renungan 'ulang tahun' Hari Kelahiran Reviewed by Taupik Widayanto on February 03, 2014 Rating: 5

No comments:

Recent

Powered by Blogger.