Alasan Tradisi Amplop Kondangan Yang Menurut Gua Harus Ditinggalkan


Pernah nerima undangan pernikahan atau undangan sunatan? Pasti hampir semua sudah pernah ya, kita menyebutnya dengan istilah kondangan.

Untuk memenuhi undangan tersebut biasanya tradisi kita menyumbang dengan amplop dengan sejumlah uang, besarannya bervariasi tiap daerah bisa berbeda-beda ada yang minimal 20.000 ada juga yang minimal 50.000.

Tradisi 'ngamplop' ini gua ga tau sih asal muasalnya darimana dan kapan pertama kali dilakukan. Tapi ada kemungkinan waktu zaman dulu ini dilakukan atas dasar gotong royong, maksudnya gimana? Untuk menggelar pesta hajatan pastinya membutuhkan banyak biaya yang dikeluarkan oleh si tuan rumah, ini jadi yang disadari oleh para tamu undangan untuk ikut membantu karena budaya masyarakat kita yang 'ewuh pakewuh' inilah yang mendorong untuk menyumbang (ngamplop) atau bisa jadi agar suatu saat  dirinya hajatan gantian diberi amplop.

Nah, jadi bagus dong, terus kenapa gua ga setuju? gua pernah ngalamin di keluarga gua dan di lingkungan kerja gua yang ketika dapet undangan itu suka mengeluh karena harus ngamplop atau mengembalikan karena kehutangan, padahal kondisi keuangan kita ga selalu stabil apalagi kalau dalam seminggu ada 3 sampai 5 undangan (setiap hari).

Menurut gua sih kalau udah punya kesadaran akan menggelar pesta hajatan ya harus total, ngundang orang cuma buat ngabarin, ikut berbahagia, makan, mengucapkan selamat...udah. Ga perlu terima amplop. 

Itu sih, mungkin alasannya kurang tepat tapi beneran kalo semua orang yang ngadain pesta hajatan kaya gitu (tanpa mengharap amplop) itu bakal keren banget dan pastinya kita akan dengan senang hati datang. 







Alasan Tradisi Amplop Kondangan Yang Menurut Gua Harus Ditinggalkan Alasan Tradisi Amplop Kondangan Yang Menurut Gua Harus Ditinggalkan Reviewed by Taupik Widayanto on October 31, 2023 Rating: 5

No comments:

Recent

Powered by Blogger.