Saya baru saja membaca sebuah
buku yang dikenal sebagai bapak pemasaran hipnosis tentang ‘Buying
Trances’ dan teringat pengalaman bekerja sebagai marketing merangkap
asisten trainer seorang motivator dan trainer berbasis NLP.
Saya tertarik menulis kembali
satu subbab pada buku tersebut karena teringat masa lalu saya itu yang
berkaitan dengan ilmu NLP yang memang ada yang mengganjal dari ilmu tersebut
terutama pada pembahasan tentang komunikasi printah negatif. Seperti yang
tertulis sebagai berikut.
Beberapa orang yang dijuluki
pakar komunikasi menyatakan bahwa pikiran anda tidak dapat memproses perintah
negatif. Menurut mereka, “Jangan bayangkan gajah berwarna putih” berarti anda
akan membayangkan gajah berwarna putih. Mereka mengatakan pikiran anda tidak
memproses kata “jangan” dan mengabaikannya. Sebagai dampaknya anda hanya
melihat bagian belakang dari kalimat perintag itu. Andapun lalu membayangkan
gajah berwarna putih.
Saya dan penulis ‘buying trances’ sependapat “Tidak” dan
“jangan” justru adalah kata-kata yang pertama didengar anak-anak. Dari kecil,
kita telah belajar untuk tidak pipis dicelana atau memakan tanah, atau
menenteng kucing pada ekornya atau menumpahkan susu. Satu-satunya alasan
mengapa kita mungkin masih menumpahkan susu adalah keteledoran atau
kecerobohan, bukan karena masalah komunikasi.
Ini adalah salah satu ajaran
keliru dalam Neuro Lingusitic Programming
(NLP) dan modalitas komunikasi lain yang mengklaim mengetahui cara kerja
otak. Mereka membuat banyak klaim yang serampangan dan memberlakukannya
seolah-olah sebagai kebenaran universal. Kenyataannya, tidak ada orang yang tau
persis cara kerja otak. Kita semua masih mempelajarinya. Menyatakan bahwa kita
tidak memproses perintah negatih adalah pernyataan yang arogan, seolah-olah
kita adalah Tuhan yang maha tau. Dan itu salah.
Jika Judul Bab ini saya ganti
menjadi ‘Jangan Baca Bab ini’ kemudian saya menshare Linknya ke jejaring sosial
kemungkinan besar orang yang melihatnya akan mengklik dan membacanya karena
saya menyisipkan kata ‘jangan’ dan itu terdengar lebih menarik kan ketimbang
saya memberi judul ‘baca bab ini’, mungkin lebih sedikit ketimbang saya
menggunakan kata ‘jangan’. Dengan menyisipkan kata ‘jangan’ kemungkinan besar
anda otak anda akan memproses kenapa ya kok ga boleh baca bab ini. Dan sekali
lagi itu terdengar lebih menarik.
Sekali lagi komunikasi adalah
lebih dari sekedar asumsi mengenai cara kerja otak kita dalam memproses
informasi. Kita telah mempelajari berbagai kata negatif sebelum kita berumur
tiga tahun. Saat ini otak bawah sadar kita sangat menyadarinya.
Jangan kasih tau ada kaos distro berkualitas
Jangan beli kaos berkualitas dari
saya
Jangan belajar ebook menjadi developer
Jangan berinvestasi property
Jangan kasih saya uang!!!
Jangan kasih saya uang!!!
Anda melihat dan membaca kata
‘’jangan’’ dan anda akan melakukan apapun yang anda inginkan. Bila anda ingin
memberitahu teman anda ada kaos distro berkualitas yang sedang dicari teman
anda tentu anda akan meberitahunya. Bila tidak, anda tidak melakukannya. Usaha saya
untuk memperdaya anda dengan perintah negatif adalah sesuatu yang konyol. Anda lebih
cerdas dari itu kan? J
Kevin Hogan, penulis buku ‘The Psychology of Persuasion’, bilang ‘Pernyataan
negatif pada umunya menyebabkan orang lebih ingat atau memproses lebih cermat
apa yang disampaikan. Hal hal itu tidak berarti orang akan melakukan cara lain.
Pernyataan negatif hanya membuat suatu perintah/gagasan/permintaan lebih
mungkin diingat’.
Tepat kata “jangan” hanya
membuatnya lebih mudah diingat, bukan menjadikan anda bersedia melakukan
perintah.
Satu-satunya penerapan trik “jangan”
yang efektif adalah membuat orang memikirkan sesuatu. Dengan kata lain, bila
saya berkata “jangan bayangkan gajah berwarna putih” anda pasti tidak dapat
mengelakkan pikiran gajah putihkan?.
Namun, berpikir berbeda dengan
bertindak. Betul, pikiran menyebabkan tindakan. Namun fokus pembahasan kita
disini adalah komunikasi.
Bila saya berkata “Jangan
berpikir untuk membeli kaos dari saya” anda akan berpikir untuk membelinya, ya
seengganya dalam beberapa detik.
Namun, kalau saya berkata “jangan
beli kaos dari saya” tidak lantas berarti anda akan bergegas membelinya. Anda
bukan robot.
Pemilihan kata negatif adalah hal
yang penting untuk menciptakan trans pembelian. Bila anda menyampaikan kalimat
negatif kepada seseorang dengan harapan dia akan melakukan yang sebaliknya,
anda mungkin justru merusak hubungan dan membuyarkan trans-nya.
Misalnya, jika saya mengatakan ‘Jangan membeli ebook property dari saya’ anda pasti sangat setuju kenapa juga anda harus membeli ebook tersebut yang belum tentu diisi oleh orang yang berkompeten. Tapi jika anda sedang
mencari rumah atau ruko dengan tema tertentu kemudian saya mengatakan ‘Jangan membeli ebook cara cerdas invetasi ini dari saya sebelum anda mengetahui profil dan testimoni murid2nya yang mengesankan’ tentu ini menjadikan kita lebih dekat tawaran saya kemungkinan memenuhi harapan
anda.
Ajaran Keliru Dalam Neuro Linguistic Programming (NLP)
Reviewed by Taupik Widayanto
on
August 02, 2013
Rating:
No comments: