‘Orang hidup itu harus capek’
Kalimat yang jauh dari kata menarik bagi semua orang yang mendengarnya. Kalimat ini menjadi menarik bagi saya beberapa hari belakangan, ini sempat ingin mengulas kemarin tapi baru sempat hari ini.
Bapak menyampaikan kalimat ini
kepada kami setelah mendengar apa yang om kami katakan kepadanya, mereka berdua
bagi kami yang melihatnya adalah dua orang yang selalu berenergi – ga bisa diam
– selalu ada aja yang dikerjakan, sekalipun itu hari libur.
Pagi hari kalimat itu nyangkut
dipikiran saya, selepas subuh bapak yang seharusnya istirahat memanfaatkan
waktu sebelum berangkat bekerja tapi dimanfaatkannya untuk mengangkuti pasir dari
depan rumah dibawa kebelakang rumah. Saya yang masih muda malu rasanya
melihatnya – pagi itu saya masih asyik nonton tv. Karena teringat kalimat ‘Hidup
itu harus capek’ spontan seolah kemalasan terdobrak dari diri saya, kurang dari
jam 8.00 saya sudah menyelesaikan mengangkut pasir, membeli sarapan, mencuci
baju dan piring yang sebenarnya semua itu bukan tugas saya, namun karena serasa
ada energi yang berlebih untuk disalurkan rasanya selalu ada aja yang ingin dikerjakan
dan tidak merasakan capek, sungguh luarbiasa, padahal biasanya saya ini males
dan suka ngedumel alhasil baru mengerjakan pekerjaan yang sedikit rasanya sudah
capek luarbiasa.
Dari kalimat itu saya teringat banyak
orang luarbiasa yang juga ga kenal capek, salah satunya adalah seorang ibu dari
teman saya. Sewaktu masih berkarier disalah satu perusahaan, ibu ini adalah
client saya, saya banyak ngobrol dengannya tentang perjalanan hidupnya – ya memang
hobi saya suka ‘kepo’ dengan perjalanan sukses seseorang. Saya pernah bilang
kepada beliau untuk mempersiapkan hari tuanya untuk istirahat dan berlibur tapi
kata-kata saya ditolaknya mentah-mentah baginya kerja adalah liburan dan tidak
kerja adalah kematian baginya. Sedikit cerita dari anaknya kalau ibunya ini sering
menempuh perjalanan puluhan kilometer yang melelahkan untuk menemui klien atau
mengunjungi daerah-daerah tugasnya yang perjalanannya tidak mudah saat bekerja
di perusahaan lain sebelum beliau membangun bisnisnya dan sampai sekarang
kebiasaan bekerja keras masih dipegangnya.
Dari kalimat ‘Hidup harus capek’
saya teringat apa yang tertulis dalam Al-Qur’an bahwa kehidupan ini begitu
singkat dan manusia sesungguhnya dalam kerugian, kalimat dari dua ayat itu
membuat benang merah dengan apa yang dipegang om dan bapak saya, bahwa hidup
harus capek dan ketika kita memahami, mengaplikasikan ‘hidup harus capek’
ternyata kita ga capek bahkan selalu memiliki energi berlebih untuk disalurkan
kepada pekerjaan/ aktiftas yang banyak memberi manfaat bagi diri kita dan bagi
sekeliling kita karena tugas / kewajiban kita begitu banyak yang belum
diselesaikan sebagai manusia yang memberi manfaat bagi sebanyak-banyaknya mahluk.
The power of 'Hidup Harus Capek'
Reviewed by Taupik Widayanto
on
June 13, 2013
Rating:
Kalo boleh ditambahin, "Orang hidup itu harus capek dan ikhlas", karena unsur ikhlas itu yang akan membuat hidup ini lebih bermakna bagi semuanya. Banting tulang untuk kehidupan yang singkat ini kalo dilandasin dengan ikhlas... wah, dijamin capeknya ga berasa.
ReplyDeleteGua suka sama kalimat yang terakhir. Kita sebagai manusia emang mesti memberi manfaat bagi sebanyak-banyaknya makhluk. Tulisan yang bagus.
makin jos ditambah ikhlas,
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir brader