Capuccino panas sore ini

Kemarin malam saya iseng-iseng ikutan kuis yang diadain teman facebook yang juga pemilik usaha konveksi jaket, dan ga disangka ternyata menang, pagi harinya saya ambil hadiahnya sekalian kenalan sama ownernya dan ngobrol-ngobrol tentang perjalanan usahanya dari awal merintis sampai sekarang sudah punya 3 outlet. Mudah-mudahan di artikel selanjutnya saya bisa ceritakan inspirasi usaha hasil obrolan dengannya.

Kebiasaan Keluarga
Sore ini air panas yang dimasak mama sudah matang, kebiasaan keluarga kami setiap pagi dan sore minum teh sambil nonton tv tapi kali ini saya pilih minum kopi dan masuk ruang kerja. Saat nyeruput kopi saya dengar mama ngobrol sama bapak tentang harga surga. Sebenarnya obrolan tentang agama selalu ada disela-sela obrolan tentang tebak-tebakan nama pemain sinetron dan alur ceritanya. maklumlah hiburan mereka hanya tontonan tv yang membuat kami selalu ada bahan untuk diceritakan selain cerita apa yang tengah kami alami. 

Acara tv
Sesekali saya juga ikut memperhatikan tayangan tv. Dulu acara tv di tahun 90an lebih banyak untuk anak-anak, hari ini acara tv lebih banyak memanjakan remaja dan orang dewasa, banyak kompetisi menyanyi dan acara sinetron, berita politik dan kriminal, tapi ada juga acara tv yang masih mengedukasi. Tahun 90an banyak tontonan untuk anak-anak tapi uniknya dulu waktu bermain diluar juga banyak. Sekarang acara anak-anak lebih sedikit tapi waktu bermain diluar juga lebih sedikit, sekalinya main diluar mainnya di warnet, main game online, yang remajanya lebih banyak main di mall, yang dewasanya lebih banyak main di hotel. Banyak postingan di media sosial betapa buruknya acara tv, tidak mendidik dan jauh dari berkualitas, tapi yang jadi pertanyaan saya itu yang buat acara kalau ditanya 'pak produser menurut bapak sinetron yang anda danai bagus ngga?' pasti mereka akan jawab 'bagus' untuk hitungan bisnisnya. Tapi soal kualitas mereka juga akan jawab 'itu yang diinginkan orang untuk ditonton'. nah lhoo... Satu sisi kita mengkritik satu sisi kita mempertanyakan kualitas masyarakat kita. Kalau ga ada yang nonton juga pastinya ga akan dibuat tuh sinetron. 

Harga surga lebih murah
Ga terasa udah abis aja kopi ini, perut agak mulai ga enak. Mungkin karena lapar kali ya. Balik lagi saya diingatkan sama banyak kejadian yang hampir selalu saya kaitkan dengan cara Allah mengatur semua ciptaanNya, dulu teman saya bilang sambil agak marah 'berhenti mempertanyakan cara kerja Allah' tapi justru dari sana saya jadi sering muhasabah, memang kayanya agak lancang, seorang hamba mempertanyakan cara kerja Tuhan yang menciptakanNya. Tapi ketika itu membuatnya selalu ingin diberi hidayah bisa jadi cara seperti ini jalannya untuk lebih dekat dengan Tuhannya.

Tuhan itu sebenarnya selalu bisa diajak komunikasi, asal kita lebih peka terhadap apa yang kita atau sekeliling kita alami, banyak pelajaran yang menjadi cara Tuhan berkomunikasi, sebelum lanjut ngomong-ngomong ada seorang teman yang selalu memarahi saya kalau sudah kenal Allah tapi masih pakai kata Tuhan. Yang saya maksud Tuhan disini tentunya Allah. Kita berkomunikasi denganNya melalui doa, dan Allah menjawabnya dengan apa yang akan kita alami. Kalau mau mengambil contoh yang lazim yang sudah banyak membuktikannya adalah bab sedekah, dimana harta yang dibelanjakan untuk sedekah justru akan mengundang rezeki yang lebih banyak. Di al quran sudah dijelaskan hitung-hitungannya, ga mungkin salah, kita yang sering salah menghitung kembaliannya tapi karena minimnya ilmu masih 'ngeyel' juga.

Untuk membeli sebuah surga caranya bisa susah bisa mudah, bisa mahal bisa murah tergantung kondisi keimanan. Bisa jadi susah ketika rasa malas dan godaan setan lebih besar pengaruhnya, contohnya kaya jalan ke masjid untuk shalat berjamaah, susah dan beratnya bukan main berangkatnya, tapi bisa jadi mudah dan ringannya bukan main ketika sudah jadi kebiasaan. Harga Surga bisa juga mahal kaya contohnya infaq, masukin uang 20.000 ke kotak amal rasanya mahal banget untuk nyicil pahalanya, tapi terlalu murah untuk beli dosa. Jalan ke masjid untuk sholat jamaah yang cuma modal kaki lebih berat rasanya ketimbang jalan ke mall modal bensin. Sholat dengan pakaian lebih rapi lebih disepelekan ketimbang berpakaian rapi bertemu rekan bisnis yang harus terkesan sempurna.

Ga perlu banyak tingkah dan nunggu kaya untuk bisa membeli surga, semua begitu sederhana ga seribet cara membeli neraka yang nikmatnya cuma sebentar terus berganti sengsara.

Capuccino panas sore ini Capuccino panas sore ini Reviewed by Taupik Widayanto on January 23, 2016 Rating: 5

No comments:

Recent

Powered by Blogger.