Culture shock yang gua alami saat merantau ke Metro

sumber foto : Google

Sebelum gua tulis cerita gua, mungkin lu perlu tau apa itu culture shock. 

Culture Shock atau gegar budaya atau keterkejutan budaya menurut wikipedia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegelisahan dan perasaan yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali dengan budaya asalnya.

Gua merantau ke kota Metro karena isteri gua orang Metro, karena suatu alasan jadinya gua menetaplah dikota ini semenjak menikah di tahun 2016. Di Kota Metro ini banyak banget orang dari suku Jawa selebihnya ada Palembang, Padang, Lampung dll.

Sebelumnya hidup gua nomaden, pindah-pindah dari Sukoharjo kemudian ke Jakarta kemudia ke Bogor. Di tiga kota itu gua lebih mudah beradaptasi karena ga terlalu banyak penyesuaian yang harus gua lakukan.

Ini beberapa culture shock yang gua rasakan di kota Metro.

1. Bahasa

Bahasa sehari-hari di kota ini berbahasa Jawa, karena memang banyak transmigran orang jawa disini dan orang jawa biasanya sangat kuat mempertahankan bahasa daerahnya agar ga hilang, makanya keseharian penduduknya apalagi tinggalnya dalam satu bedeng mereka akan menggunakan bahasa Jawa dalam kesehariannya.

2.  Beli Nasi Uduk isinya cuma nasi & sambel

Kalau biasanya gua beli nasi uduk itu isinya nasi, bihun + orek tempe, sambel dan kerupuk, Nah kalo disini gua cukup heran karena isinya cuma nasi, sambel, tempe goreng, kerupuk. Menurut gua sih nasi uduk tanpa bihun+orek tempe itu agak ga biasa. Dan ini harganya sama lho 5 ribu. Gimana menurut lu, mahal atau biasa aja?

3. Makan Nasi Dingin

Yang gua maksud disini bukan nasi yang baru keluar dari kulkas. Jadi kalo dibulan Ramadhan saat sahur orang Metro terbiasa makan nasi dan sayur tanpa dihangatkan. Nah waktu kali pertama gua puasa Ramadhan disini gua shock, karena gua paling ga bisa makan sahur tanpa dihangatkan lagi, perut gua serasa ga nerima makanan yang masuk. Sampai sekarang gua masih belum terbiasa makan tanpa dihangatkan kalo sahur.

4. Tidak ada jam sarapan

Kebiasaan sarapan mungkin beda-beda tiap orang, kalo gua dibiasakan sarapan pagi sebelum jam 8 pagi, tapi kalo disini orang terbiasa sarapan diatas jam 9 atau jam 10 pagi, kalo gua udah lemes sarapan lewat dari jam 8 pagi.

5. Ritme Hidup Santai

Di kota Metro terbilang ritme hidupnya cukup santai bagi yang kerjanya di perkantoran maksud gua jam dinas, dan ini terbawa juga sih ke pola hidup orang-orangnya yang terbiasa ga tepat waktu dan sangat santai dalam urusan waktu. Sementara kalo di kota besar sangat ketat dan lebih disiplin.

Hadeuh, padahal baru di Metro yang jaraknya cuma 8 jam perjalanan yak, tapi itu sih pengalaman gua pribadi, mungkin terlihat sepele tapi ya gitu deh. Kalo kamu punya pengalaman tentang culture shock bisa juga dong cerita. 

Culture shock yang gua alami saat merantau ke Metro Culture shock yang gua alami saat merantau ke Metro Reviewed by Taupik Widayanto on May 18, 2022 Rating: 5

No comments:

Recent

Powered by Blogger.