Setelah memposting pagi yang ribet kali ini saya berbagi tentang pagi yang indah. Masih tentang cerita fatih
sipemuda yang tengah merintis tangga wirausaha.
Pagi itu sebenarnya ia agak malas
untuk berangkat ke lokasi tempatnya berdagang tapi tetap ia lakukan karena
adanya motivasi yang tinggi untuk menjemput rezeki. Ini biasa dialami oleh
semua pemula yang sedang mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yang
lebih produktif.
Pagi itu terasa ada yang ganjil,
biasanya jam 5.30 sudah ada orang yang membeli dagangannya namun sampai
menjelang tutup jam 8.00 ada seorang ibu yang menjadi pembeli pertamanya dipagi
itu, haaah...? berarti pagi itu hanya 1 porsi yang ia jual ? iya, pagi itu ia
menjual 1 porsi bubur. Lemas, kecewa, kesal dan terus-terus ia bertanya ‘ada
apa dengan hari ini..?’ ‘ada apa dengan orang-orang itu..?’ ‘kenapa tidak
sebanyak hari yang lalu yang ia jual...?’ padahal tempatnya ramai penuh dengan
lalu lalang orang, ‘ada apa ini...?’
Waktu tutup dan berkemas telah
tiba sambil berkemas pulang ia terus bertanya-tanya ‘apa ada yang salah dengan
pagi ini..?’ sampai-sampai hanya 1 porsi
yang ia jual, tapi ga juga ia temui jawaban pasti. Ia terus mereview saat
berkemas, saat dalam perjalanan pulang. Ia tetap bersyukur setidaknya ada yang
membeli walau masih ada perasaan ‘kok begini ya..?’ tapi ia lupa, memang benar
ia hanya menjual 1 porsi tapi ia berhasil berbuat baik kepada 6 orang sepagi
itu. Ia menyedekahkan 2 porsi ke kakek2 pemulung dan membantu menorong gerobak
kakek pemulung, ia memberikan bantuan
kepada 1 ibu dan 1 anak kecil yang meminta tukar uang, ia memberikan penunjuk
arah ke 2 orang bapak.
Amal-amal itu memang terkesan
sepele tapi ia pernah merasakan ada diposisi mereka, ketika ia butuh bantuan
tapi tidak ada yang membantu itu tidak enak rasanya, seperti waktu lalu ada
seorang pembeli yang uangnya besar dan ia tidak punya kembalian, ia mencoba
menukar di warung terdekat tapi tidak diberi akhirnya ia harus membeli terlebih
dahulu untuk bisa mendapatkan kembalian yang padahal nilai barang yang ia beli
sama besarnya dengan harga dagangannya.
Oh, mungkin memang Allah
memperkenankanku hanya 1 porsi tapi Allah juga memberinya kesempatan menjadi
perantara pertolonganNya kepada orang lain untuk membantu, ini melapangkan hatinya
dan mensyukuri masih bisa bermanfaat disaat mengalami kesempitan, ini
membuatnya memohon kepada Allah agar dirinya pandai memahami proses yang
terjadi dalam kehidupannya. Karena orang taat dan tidak taat,sama-sama Allah
berikan rezeki yang adakalanya dilapangkan dan adakalanya disempitkan, semua
sudah ada dalam ketentuanNya bedanya dari orang taat dan tidak taat dilihat
dari nilai ibadahnya.
Semoga ini menjadi tabungan amal baik yang akan cair di masa mendatang.
Pagi yang indah
Reviewed by Taupik Widayanto
on
October 22, 2013
Rating:
No comments: