Menyicil Gengsi

Jeda ngurusin facebook ads yang masih belum optimal, harusnya sih bahasannya ga jauh-jauh dari online marketing ya, tapi gapapa deh lain kali aja bahas yang begituan di blog yang lain, maklum masih 'merah' belum ngerti apa-apa kalau untuk diceritain. 

Pagi tadi cukup dikesalkan juga sama cerita mamah yang dipinjami hutang temannya, kebetulan kesibukan mamah selain ibu rumah tangga juga punya warung kelontong untuk ngisi kesibukan, dulu mamah cuma bermodal uang 20.000 buat mulai jualan walau sampai sekarang impian jadi agen belum kesampaian tapi sudah sangat bersyukur bisa bertahan puluhan tahun. 

Kalau ditanya dipinjami hutang kok kesal, berarti mamah kamu pelit dong? kalau untuk yang satu ini gapap deh dibilang pelit juga, kebanyakan orang pasti memandangnya sedangkal itu, tapi kalau dilihat lebih dalam bisa dinilai sendiri bagaimana baiknya. 

Ada pribahasa jawa 'urip iku sawang sinawang' kalau diterjemahkan secara bebas hidup itu seperti bagaimana cara kita memandang kehidupan. Pernah ga ngalamin ketemu teman lama yang sudah belasan tahun ga ketemu, begitu ketemu kamu lihat dia bawa kendaraan baru, pakaiannya necis, gadgetnya bagus, pasti kamu akan nilai teman kamu sekarang sudah sukses, makmur hidupnya. Tapi bagaimana teman kamu memandang kamu, misal melihat kamu yang masih sama seperti dulu, sederhana, selalu senyum dan ramah, ga terlihat olehnya wajah kemurungan atau kesulitan dari diri kamu. Tapi diluar dugaan tujuan teman kamu untuk bertemu ternyata mau minjam uang.  

Padahal kamu tau persis keadaan kamu seperti apa dan diapun sama, tau persis keadaan dia seperti apa. Ini yang terjadi di masyarakat kita. Mudah menilai orang dari casing-nya. Lihat teman punya gadget bagus, motor baru langsung hormat ke dia, sebaliknya teman yang memilih berhemat malah hilang hormat kita. Banyak orang memaksakan diri diluar kemampuannya untuk gengsi, bela-belain kredit mobil padahal mampunya baru beli motor. Kalau dilingkungan sini lebih baik jalan ketimbang naik sepeda, mampu beli sepeda ga dipakai buat beli sepeda tapi dipakai buat kredit motor, belum lagi cicilan baju, dan perabotan rumah tangga yang sudah cukup bikin mereka pusing, kalau sudah seperti ini biasanya warung kelontong yang jadi korban dihutangin, padahal yang hutangin ga punya barang-barang sebagus yang ngutang.

Ini perlu diingat untuk mereka yang saat ini hidup dari hutang tolong jangan sekali-kali membanggakan diri apalagi memandang sebelah mata teman atau orang yang ga punya barang yang sebagus miliknya, inget itu ngutang. Jauh lebih tenang hidup sederhana tanpa tagihan.

Menyicil Gengsi Menyicil Gengsi Reviewed by Taupik Widayanto on January 24, 2016 Rating: 5

No comments:

Recent

Powered by Blogger.